Upacara Adat Unggahan di Bulan Apit: Warisan Budaya Masyarakat Adat Desa Keleng

Desa Keleng yang terletak di Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, merupakan salah satu desa di Jawa Tengah yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya leluhur. Salah satu tradisi penting yang rutin dilaksanakan setiap tahun adalah Upacara Adat Unggahan, yang diselenggarakan pada bulan Apit dalam penanggalan Jawa. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur, penyucian diri, serta permohonan keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh warga desa.

🗓️ Waktu dan Latar Belakang Pelaksanaan

Upacara Unggahan digelar setiap bulan Apit, atau sekitar bulan Dzulkaidah dalam kalender Hijriyah. Bagi masyarakat adat Desa Keleng, bulan Apit dipercaya sebagai waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri, menyucikan lingkungan dan batin, serta memohon berkah menjelang bulan Besar (Dzulhijjah), yang juga dikenal sebagai bulan penuh kemuliaan.

Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun, dan hingga kini masih dijalankan dengan penuh makna oleh masyarakat, terutama oleh para tetua adat dan warga yang menjunjung tinggi nilai-nilai Kejawen.

⚙️ Rangkaian Kegiatan Upacara Unggahan

1. Bersih Desa dan Punden

   • Kegiatan dimulai dengan membersihkan lingkungan desa, termasuk punden, sendang, dan makam leluhur.

   • Ini merupakan simbol pembersihan fisik sekaligus batin, sebagai bentuk kesiapan menyambut berkah spiritual.

2. Kirab dan Sesaji

   • Warga membawa tumpeng, ingkung ayam, jajan pasar, dan sesaji lainnya ke tempat keramat seperti punden desa.

   • Kirab ini melambangkan rasa syukur sekaligus bentuk komunikasi spiritual dengan leluhur dan penunggu desa.

3. Doa Bersama dan Kenduri

   • Setelah sesaji disiapkan, sesepuh adat memimpin doa-doa yang berisi harapan akan keselamatan, kesuburan, dan ketenteraman.

   • Seluruh warga lalu makan bersama sebagai wujud kebersamaan dan gotong royong.

4. Tirakat dan Laku Spiritual (Opsional)

   • Beberapa warga yang mendalami spiritual Kejawen juga menjalankan laku tirakat, seperti puasa mutih, meditasi, atau kungkum (berendam di sumber air) pada malam hari untuk penyucian batin.

🎯 Tujuan Upacara Unggahan di Desa Keleng

• Menghormati dan mengenang leluhur desa yang telah membuka dan menjaga wilayah Keleng secara spiritual.

• Menyucikan diri dan lingkungan dari energi negatif, menjelang bulan sakral dalam kalender Jawa.

• Memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang menjadi inti kehidupan masyarakat desa.

• Menjaga kesinambungan tradisi dan jati diri budaya di tengah modernisasi zaman.

🌾 Manfaat bagi Masyarakat Desa Keleng

1. Pelestarian Budaya Lokal
   Upacara ini menjadi sarana nyata dalam menjaga warisan leluhur dan memperkenalkannya kepada generasi muda.

2. Peningkatan Solidaritas Sosial
   Melalui keterlibatan seluruh warga dalam persiapan dan pelaksanaan acara, terjalin rasa persaudaraan yang kuat.

3. Keseimbangan Spiritual dan Alam
   Tradisi ini mengajarkan hidup selaras dengan alam dan menghargai nilai-nilai nonmaterial dalam kehidupan.

4. Wahana Pendidikan Karakter
   Generasi muda belajar tentang nilai tanggung jawab, rasa syukur, dan penghormatan terhadap sejarah melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini.

🔚 Penutup

Upacara Adat Unggahan di Desa Keleng, Kecamatan Kesugihan, bukan sekadar peristiwa budaya, tetapi merupakan cermin kedalaman spiritualitas masyarakat dan penjaga identitas lokal. Di tengah arus globalisasi, pelestarian tradisi ini menjadi bukti bahwa masyarakat adat Desa Keleng tetap teguh menjaga akar budayanya demi keharmonisan hidup bersama alam, leluhur, dan sesama.